Sedikit Coretan Marhansyah

Isi blog ini, merupakan Pemikiran dan Polarisasi Pemikiran yang pernah ada dalam kepalaku. Isi dan pelaku cerita, memang terkadang bukanlah "aku" dalam konteks yang sebenarnya. Meminjam kata "aku" atau "saya" bukan berarti saya yang menjadi pemeran dalam coretan ini. Sebagian kisah ini, atas persetujuan "ilalangliar" saya cuplik seolah-olah menjadi cerita dalam kehidupanku.

Tuesday, September 26, 2006

(Puasa) Ini Tentang Rasa

“Photonya bagus ya?” seorang teman saya bertanya padaku tentang photo yang dilihatnya. Aku melirik sebentar ke arah photo yang diperlihatkan kepadanya.
Di lembar photo itu ada sepasang pengantin dengan pakaian adat daerah. Dilihat selintas, dari warnanya yang merah menyala dan terdapat jumbai-jumbai di bagian tangan dan dada, serta untaian seperti anting-anting pada bagian depan yang berfungsi sebagai penutup kepala sang pengantin, aku mengira-ngira pakaian pengantin itu berasal dari daerah Sumatera Selatan sana, tepatnya pakaian adat Palembang.
“Bagus apanya?” keluar juga pernyataan protes dari bibirku.
“Coba lihat…!” begitu temanku itu sambil menyodorkan lembar photo itu padaku, “Pandangan mata pengantin pria begitu alami, tidak dibuat-buat. Senyum pengantin wanita begitu polos. Penataan latar belakang yang sederhana membuat photo ini memiliki ‘cerita’ yang sangat kuat. Sangat bagus!”
Aku mencoba memperhatikan apa yang bagus dari photo yang disodorkan temanku itu. Tetap saja aku tidak mengerti apanya yang bagus. Photo sepasang pengantin dengan memakai pakaian adat daerah Palembang. Warna merah menjadi dominan pada pakaiannya. Yang terlihat mulai dari bagian atas kaki ke atas. Menurut perkiraanku, sang pengantin sedang duduk saat photo itu diabadikan. Penataan latar belakang Photo pengantin itu biasa saja. Malah menurutku sangat sederhana. Di belakang sang pengantin diberi pembatas dari sejenis terpal berwarna biru yang sudah agak memudar. Di sudut kiri kanan menyembul tiang untuk dipakai untuk dijadikan atap sang pengantin. Tiang dari kayu itu dibiarkan tidak dibungkus dengan kertas, layaknya penataan panggung yang biasa dibuat oleh agen-agen pembuat panggung. Kesimpulanku semuanya sederhana, tidak ada yang istimewa.
“apanya yang bagus ya?” dalam hati aku tetap bertanya.
“Yo wes. Kamu emang nggak bakal ngerti, karena jiwa seni kamu nggak ada” Begitu temanku itu seakan menyerah.
---

Puasa, salah satu ibadah yang diwajibkan bagi orang-orang yang beriman agar menjadi taqwa. Banyak yang melaksanakan puasa, tetapi hanya mendapatkan lapar dan dahaga. Puasa, bukan hanya menyehatkan. Tetapi dibalik itu, terdapat keindahan yang luar biasa bagi siapa saja yang menjalankan. Analogi yang kupakai tentang ‘keindahan’ photo di atas, sama nggak ya, bila aku merasakan keindahan yang mendalam dari melaksanakan ibadah puasa ini? :)

Bagi yang menjalankan, "Selamat menunaikan ibadah puasa semoga dapat menjadikan kita menjadi taqwa". Amiin....!