Sedikit Coretan Marhansyah

Isi blog ini, merupakan Pemikiran dan Polarisasi Pemikiran yang pernah ada dalam kepalaku. Isi dan pelaku cerita, memang terkadang bukanlah "aku" dalam konteks yang sebenarnya. Meminjam kata "aku" atau "saya" bukan berarti saya yang menjadi pemeran dalam coretan ini. Sebagian kisah ini, atas persetujuan "ilalangliar" saya cuplik seolah-olah menjadi cerita dalam kehidupanku.

Friday, October 20, 2006

Semoga Bertemu Ramadhan Tahun Depan

Buat teman2 semua, selamat menyambut hari raya Idul Fitri. Dengan Puasa, semoga kita menjadi Taqwa. Taqabbalallahu minna waminkum, taqabbal ya kariim.
amiin..

Thursday, October 19, 2006

Siang Ini

aku tersenyum kecut
tak yakin tekadku satu
lupakan kamu
yang terus bermain-main di pelupuk mata
yang masih bernyanyi di aliran darah

urat kakiku kurasakan gontai
aliran hidup terasa lambat
udara yang ku hirup terasa kering
terik terasa menguras air sukmaku

Dahagaku akan sapamu
mengais harapan di ujung pematang
sawahku kerontang tak menghijau
musim ini seakan terbius sikapmu


Tangerang, 19 Oktober 2006

Monday, October 09, 2006

Cerita Menjelang Tidur

wanita : apakah kamu tulus mencintaiku?

pria : iya, aku tulus mencintaimu.

wanita : apapun yang terjadi denganku?
pria : iya, apapun yang terjadi. mengapa ?
wanita tersebut terdiam sejenak, seakan sudah kehabisan kata untuk menyusun sebuah kalimat. lalu dia menatap pria itu dan berkata
wanita : aku...

pria : katakan saja, aku akan mendengarkan.

Si pria mencoba menjangkau lengan wanita, untuk meyakinkannya.

wanita : benar kamu tidak akan berubah? Kamu tidak akan marah?

pria : katakan saja. Si pria mencoba tersenyum manis.

wanita : aku sudah tidak seperti yang dulu... aku sudah berubah...

berat sekali tampaknya wanita itu melanjutkan kata-kata. Ia seakan tidak sanggup menatap mata penuh tanya sang pria yang mencintainya.

Si pria hanya diam termangu, menatap wajah si gadis sambil menunggu kata-kata dari wanita pujaannya itu. Ia, begitu khawatir dengan wanita yang dikasihinya itu. Apalagi sudah satu bulan ini, ia merasakan wanita itu seakan-akan ingin menjauh darinya. Ada apa? Pertanyaan itu selalu menghiasi hatinya.

Terlihat sang wanita berusah menguatkan hati untuk menyampaikan kata-katanya.

wanita : aku... sudah berubah, cintaku padamu sudah hilang...!

pria : apa!

Sang memekik, tidak menyangka dengan ucapan wanita idamannya itu.

wanita : aku... maafkan aku. Tapi aku sudah tidak mencintaimu lagi.

pria : iya, tapi kenapa?

wanita : getar itu sudah tiada lagi. Dan aku tidak bisa berdusta dengan hatiku.

pria : apakah karena ada pria lain?

wanita: tidak, bukan karena ada pria lain. hanya karena aku sudah tidak merasakan getar itu lagi.

pria :lalu bagaimana dengan cintaku?

wanita: kamu bebas mencintaiku, selama kamu mau.

Sang pria terdiam, lama menatap wajah cantik dihadapannya. Rasanya baru kemarin wanita itu dengan riang selalu mengatakan rindu, sayang dan cinta. Tapi kenapa, semuanya begitu cepat berubah?

Dia begitu bingung harus berkata apa. Dia juga bingung dengan kata-kata pertama yang dia ucapkan tadi “tetap akan mencintainya, walau apapun yang terjadi”.

Dengan gontai dia membalikkan badan mengambil keputusan lain, berpisah.

lamat-lamat dari pinggiran jalan terdengar nyanyian Samson yang begitu terkenal itu: "Walau.. kumasih mencintaimu, ku harus melupakanmu, kuharus merelakanmu..."
“mungkin aku salah dengan keputusanku, tapi aku tidak mau memaksakan perasaanku pada orang lain.” gumamnya pahit....



postingan ini adalah replika yang aku terima dari seorang teman, sempat juga kujadikan renungan tentang suatu keputusan. (sepahit apapun itu).

Tangerang, September 2006