Sedikit Coretan Marhansyah

Isi blog ini, merupakan Pemikiran dan Polarisasi Pemikiran yang pernah ada dalam kepalaku. Isi dan pelaku cerita, memang terkadang bukanlah "aku" dalam konteks yang sebenarnya. Meminjam kata "aku" atau "saya" bukan berarti saya yang menjadi pemeran dalam coretan ini. Sebagian kisah ini, atas persetujuan "ilalangliar" saya cuplik seolah-olah menjadi cerita dalam kehidupanku.

Wednesday, June 30, 2004

Organisasi dan Leadership

Senang bisa ol lagi. setelah sekian lama ndak bisa ol. Dari hari Senin, hingga Rabu siang ini, jaringan ngadat melulu.

Hari ini alhamdulillah, Lang bisa ol. :)

Tadi sempet berkeliling ria, membaca cerita dari salah seorang blogger luar negeri, yang bila diterjemahkan bebas, kira-kira judulnya: Aku Terbang Menyusuri Angkasa. Waw, fantastic!!

Blog itu berisi cerita tentang Kebebasan seorang perempuan yang terbang bebas mengarungi dunia dengan menaklukkan puluhan laki-laki. Dia merasa bahwa laki-laki itu adalah biadab, perlu dihancurkan dan diperangi. Perempuan itu, merasa bahwa setiap perempuan harus mempermainkan laki-laki. Karena disemua semua lini kehidupan laki-laki telah terlalu banyak mendapatkan fasilitas dan kemanjaan dari peradaban dunia.

Oleh karena itu, menurutnya: makhluk yang bernama Laki-laki, harus mendapatkan perlakuan yang sesuai karena ketidak adilan peradaban dunia itu. Waw!!!

Saya tidak mau melanjutkan membaca cerita dari blogger itu.

Bukan apa-apa, saya termasuk yang tidak mempermasalahkan tentang gender dalam konteks yang seperti itu. Biarlah dia dengan dunianya dan saya dengan dunia nya. Habis perkara..!! hehehee... ;)



Hari Minggu yang lalu, sempat jadi pembicara (wah...! kesannya orang pinter nih, jadi pembicara).

Iya, Saya jadi pembicara materi Organisasi dan Kepemimpinan pada Darul Arqam Dasar (DAD) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Tangerang.

IMM Tangerang lagi punya hajat mengadakan DAD ini dengan mengikutsertakan peserta dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan dan Sekolah Tinggi Teknologi Mutu Muhammadiyah Tangerang.

Dengan pembicara yang semuanya adalah tamatan S2 dan S3, dan peserta yang sebagian besar cewek membuat saya agak grogi juga, :) karena saya adalah pembicara yang paling muda dan baru saja selesai mengenyam pendidikan S1 dua tahun yang lalu.

Untung sejak sekolah menengah saya sering diajak oleh teman-teman untuk berorganisasi, sehingga alhamdulillah saya bisa mengimbangi kemampuan para pembicara lainnya.

Kalau menurut moderator nya sih, abang kita ini (saya maksudnya) termasuk aktifis dengan bahasa yang mudah dicerna dan dimengerti, dengan bahasa yang sederhana, lugas dan mengena. (hehehe... saya jadi ge-er).

Organisasi memang tidak terlepas dari pemimpinnya. Organisasi yang bisa hidup bertahan lama, dan dapat diterima oleh kalangan luas, tentu sangat erat kaitannya dengan apa yang ditawarkan oleh organisasi itu kepada konsumennya. Apabila apa yang ditawarkan oleh organisasi itu menarik, tentu organisasi itu akan tetap bertahan, eksis dan berkembang.

Begitu sih, kata moderator menyimpulkan apa yang pembicara sampaikan dalam acara tersebut.



Bagi teman-teman yang sudah memberikan komentar, terima kasih. Saya juga minta maaf, karena doneeh.com di komputer saya rusak terus, sehingga saya tidak bisa membalas komennya termasuk juga saya kesulitan mencari link teman-teman yang ada (di doneeh.com) sebelumnya, link yang ada adalah hasil saya mencari-cari yang sudah ngisi comment (maaf ya...). Saat ini komennya saya ambil dari HaloScan. Terima Kasih HaloScan.

Friday, June 25, 2004

Cerita Itu

Adikku, sahabatku, kekasihku...

Saat kau putuskan

untuk membuka lagi photo dalam frame ini,

untuk menggantinya dengan yang lain.

aku yakin,

ada yang berubah dalam fikiranmu

ada yang berubah dalam hatimu

tentang diriku, tentang perasaanku.



Aku tidak bisa berargumen tentang perasaanku

aku juga tidak bisa memberi alasan tentang keadaanku...

Namun, aku juga tidak berdaya dengan perasaanku sendiri

aku tidak bisa berbuat banyak dengan perasaanku sendiri

aku tidak bisa berbuat apa-apa untuk menghindarinya

untuk berlari darinya...



Aku tidak mengingkari kalau ada yang menungguku, di sana...

Aku tidak memungkiri...

ada yang mengharapkan keseluruhan kasih sayangku, di sana...



Kalau boleh ku tanya,

Salahkah seorang anak yang mengasihi ayahnya...

tetapi juga mengasihi ibundanya?

salahkah seorang anak yang menyayangi ayahnya...

tetapi juga menyayangi ibundanya?

Apakah kasih sayang, harus hanya satu?

Apakah aku bersalah, bila juga mengasihimu?

Apakah aku bersalah, bila juga menyayangimu?



Aku tak tahu...

yang ku tahu aku tetap mengasihi-mu

yang ku tahu aku tetap menyayangi-mu

Apa adanya...



Jum'at 13 Juli 2001





Kisah ini, membuatku berkali-kali merasa 'bergidik' :D dengan kedahsyatan cinta.

Bukan apa-apa, kata-kata ini adalah kata-kata dalam lembaran kertas putih tulisan seorang wanita yang katanya terlanjur mencintai seorang pemuda. Kisah yang biasa saja bukan, Seorang wanita mencintai seorang pemuda? Hanya saja, sebelumnya sang wanita itu menganggap hubungannya dengan sang pemuda, sudah seperti adik kandungnya sendiri. karena kala mereka bertemu, status sang wanita sudah bersuami. Sang wanita sadar, dia sudah bersuami (dan dia tidak ingin menyakiti hati suaminya). Dan sang pemuda-pun tahu, dia tidak boleh berharap lebih. Karena dia tahu wanita itu sudah milik orang (disamping umurnya jauh dibawah umur sang wanita).

Jadilah sang wanita memanggil adik pada sang pemuda, dan sang pemuda memanggil kakak pada sang wanita, tanpa tendensi apa-apa.

Perjalanan hidup memang tidak bisa diramalkan oleh manusia.

Pertemuan demi pertemuan, kebersamaan demi kebersamaan, telah melahirkan benih-benih kecocokan di antara mereka.

Sang wanita, tidak bisa menyembunyikan rasa rindunya bila mereka tidak bertemu. Begitupun sang pemuda, dia tidak bisa menahan rasa cemburunya bila ada orang lain yang menggoda sang wanita itu. Bahkan, sang pemudapun menyampaikan rasa cemburunya, apabila suami sang wanita menelepon berlama-lama.

Demikianlah, sebulan dua bulan, mereka lalui dengan perasaan mereka sendiri.

Mereka sering nonton bersama, jalan dan makan bersama.

Mereka-pun terlanjur merasa biasa, terlanjur merasa tidak sungkan bergandengan tangan bersama (tentu di luar kantor tempat mereka bekerja).

tentu, ada rasa takut dan khawatir dalam hati mereka. Perasaan was-was pun sering hadir, saat mereka berjalan bersama, saat mereka bergandengan tangan.

Tapi, berkali-kali itu terjadi. Mereka tetap berjalan bersama, lagi.... dan lagi....

Mereka berlaku dan bertingkah layaknya orang berpacaran (yaaa seperti jaman sekarang ini)

Mereka-pun sering ke tempat hiburan pada saat liburan. Sang wanita, beralasan ada pekerjaan kantor pada suaminya.

Banyak foto-foto mereka. Sang wanita, sering membawa tustel untuk mengabadikan saat-saat kebersamaannya dengan sang pemuda. Tapi, foto-foto itu disimpan rapih di meja kantornya, tidak pernah dibawa pulang (kalau di bawa pulang, tentu bisa ditebak apa yang terjadi :D)

Sampai suatu waktu, sang pemuda yang statusnya masih karyawan kontrak, harus undur diri dari kantornya karena masa kontraknya sudah berakhir. Perjalanan waktu dua tahun terasa sangat cepat bagi keduanya. Sang pemuda, harus keluar dari pekerjaannya. dan... mereka-pun berpisah. Tiga bulan kemudian, sang pemuda berkirim surat padaku: (sebagian isinya saya tulis di sini):

"Lang saya sudah pulang kampung. Saya tidak tahan menghadapi kehidupan seperti ini. Ini adalah tulisan si xxxxx yang diselipkannya pada frame photo kami berdua. Photo itu sudah saya buka, karena ingin saya ganti. Saya merasa selalu rindu padanya bila menatap photo itu, sementara aku sadar betul, bahwa kami tidak mungkin bersatu. Saya sadar betul, dia telah punya suami dan punya buah hati. Saya tidak mau merusak kebahagiaannya.

Kalau kamu baca surat ini seminggu sejak saya kirim, berarti kamu sedang turut mendo'akan saya. Karena saya (mungkin sudah) menikah, dengan gadis pilihan orang tua saya dikampung. Do'akan saya ya...."



Semoga menjadi keluarga bahagia kawan (walau-pun cintamu sudah dititipkan pada yang lain...), yakinlah semua itu adalah yang terbaik buatmu. Amin...



semoga menjadi perenungan

Friday, June 18, 2004

Gantengnya Gue

Sekilas waktu di kampung gue.

Pada waktu berkunjung ke salah salah seorang kerabat kami di kampung, gue di temani adik gue yang laki-laki yang baru setahun tamat SLTA. Kerabat yang kami kunjungi ini, termasuk silsilah dalam keluarga Bapak gue.

Sesampainya di rumah kerabat gue ini, ternyata dia sedang mandi. Maka gue dan adik gue menunggu di ruangan depan.

Kerabat gue ini, punya anak yang bernama Dian, umurnya sekitar 4 tahunan. Dian belum pernah bertemu sama gue, karena sebelum dia lahir, gue udah pergi merantau.

Sambil menunggu bapaknya ganti pakaian, gue mendekati Dian yang sedang asyik nonton Tivi.

"Dian lagi ngapain...?"

Tanya gue mengakrabkan diri.

Gue liat Dian menoleh, lalu tersenyum ke arah gue. Mata bulet dan beningnya menatap lembut...

"Dian lagi nonton!"

"oo..."

Iseng-iseng, gue pengen ngetes ah....!!

"Eh, Dian..." gue mendekati Dian, "Om mau tanya nih... boleh kan?"

Dian menatap gue bentar, terus kembali nonton lagi. Gue fikir dia acc.

"Kalo menurut Dian, om Lang ganteng nggak?" gue bertanya.

Dian diam aja. gue penasaran.

"Gimana Dian, om Lang ganteng kan?" *pasang mimik ganteng :P *

Lang pokoknya udah pasang aksi abiz-abizan biar keliatan guanteng. Matapun di buat berbinar-binar biar tampak 'cakep' dan menyenangkan dia. *kayak bintang sinetron di tivi-tivi*.

Dian menatapku dan adikku bergantian. *gue sih ngarepin dia bilang 'sama gantengnya'*

Tapi...

"dia ganteng, tapi om Lang jelek.....!" jawab Dian.

*gubrak!!!!* oooh TIDAK...!!

Wah...! ini anak emang gak tahu barang bagus deh...! *dalam hati* wong jelas kalo Lang ini, udah merupakan produk langka, barang pilihan lah. Mosok kategorinya jelekā€¦? Salah ngomong ntu anak. Pasti deh..! weks! :P

Sebagai pendukung kalo gue ini termasuk 'kategori' ganteng, gue akan beberin sejumlah fakta. Nih baca ya. satu: kata emak (ibu gue), waktu masih balita, banyak anak-anak gadis yang berebutan ciumin gue kalo liat gue lagi di gendong. *hehehe... bukti satu*.

Pendukung kedua, kata pacar gue dulu, 'kamu emang yahudd Lang!' *waktu itu, mungkin dia udah nggak punya pilihan lain selain gue... :D*

Pendukung ketiga, waktu jalan tanpa sengaja ke tempat para (maaf) bencong, gue sempat di omongin gini "halo cowok ganteng, godain kita dong!!" nah, itu bukti nyata kan? ......*hahahaha...*

Tapi gpp deh. Paling tidak masih ada yang berani bilang kalo gue ini jelek. Soale, selama ini *seingat gue sih* semua orang yang ketemu Lang pasti bilang "menurut gue sih, penampilan dan wajah kamu itu Lang, kalo di nilai, tidak kurang dari 8 deh..."

Waktu pulang dari rumah karib itu, adik gue nyeletuk "Kak, berarti saya lebih ganteng dong daripada kakak?"

*gubrak!!!* (lagi...)

lah, yang nyeplos tadi kan anak kecil. Mosok di percaya?

yang tau ganteng apa nggak itu, yaaa yang udah gede dong.. *ngotot* *nyengir...*

udah ah, anak-anak emang belum ngarti urusan ganteng apa nggak... *berlalu* hehehee...

Wednesday, June 16, 2004

Kembali Lagi (Pulang mudik)

Setelah berkelana kesana kemari selama dua minggu lebih mencari pekerjaan yang sesuai dengan background saya di Palembang, yang ternyata sampai sekarang belum berhasil, saya kembali lagi ke kotaku yang telah menghidupi selama lebih dari 5 tahun, Tangerang.

Sebenarnya keluarga lebih menginginkan kalau saya mendapatkan pekerjaan di sana. di samping dekat dengan keluarga (orang tua-ku yang sudah cukup umur), juga (kata emak sih...) lebih mudah untuk komunikasi kalau ada apa-apa, terus.... cewek-ceweknya juga nggak kalah cantik dibanding cewek-cewek ibukota. bla-bla-bla.. :p Tapi karena keadaan berbicara lain, maka jadilah saya kembali ke Tangerang. I'm coming....



Dari kampung, bawaannya sih udah males aja. takut nanti di tempat lama tidak boleh kerja lagi (soalnya kelamaan liburnya) hehehe... apalagi waktu mau berangkat sama emak disuruh bawa itu - bawa ini, buat oleh-oleh, begitu kata emak.

waktu mau berangkat, sudah ada empat kardus bekas mie instant yang udah siap di depan pintu. dus yang pertama dan kedua, kata emak isinya sayur-sayuran, ada daun singkong, ada daun katuk, ada kacang panjang, ada pisang, ada jagung. walah-walah...! emang mau jualan apa?

terus kardus ketiga dan keempat isinya ikan asin, kerupuk ikan mentah, ada empek-empek yang siap dimasak, beras kira-kira 5 kilo, kelapa.... weh-weh! bener-bener deh bikin males. Lah, sayur-sayur segala macam itu, emang di Tangerang sana nggak di jual apa? hehehe...

Mak....! kalo boleh mah, saya minta mentahnya saja... :D

Siapa yang mau, siapa yang mau...?

Tuesday, June 08, 2004

kEMBALI dalam Kesederhanaan

Hari ini, setelah berkeliling-keliling mencari kerja (job hunting ceritanya nih), mampir sebentar ke inet. Terpikir tuk ganti le'ot baru, walau template gratisan sederhana dari blogger.

Setelah utak-atik 15 menitan, ku putuskan mengganti wajah dengan wajah sederhana dari blogger.

Sederhana dan kesederhanaan, mungkin itu yang terkadang kita (terutama saya) lupakan. Saya coba tuk melepaskan diri dari kosmetik-kosmetik penghias 'wajah' saya yang selama ini kurasakan menjadi beban dalam keseharian saya.

Pada temen-temen, maaf shoutboxnya sementara belum saya pasang, tetapi masih dapat bertegur sapa lewat comment.