Sedikit Coretan Marhansyah

Isi blog ini, merupakan Pemikiran dan Polarisasi Pemikiran yang pernah ada dalam kepalaku. Isi dan pelaku cerita, memang terkadang bukanlah "aku" dalam konteks yang sebenarnya. Meminjam kata "aku" atau "saya" bukan berarti saya yang menjadi pemeran dalam coretan ini. Sebagian kisah ini, atas persetujuan "ilalangliar" saya cuplik seolah-olah menjadi cerita dalam kehidupanku.

Friday, October 31, 2003

PERTEMPURAN

Pertempuran!!!

Yah, itulah yang aku alami hampir duapuluh hari belakangan ini.

Aku sebagai manusia dengan segala attributnya – ada hati, ada perasaan sayang, ada perasaan cinta, ada perasaan benci, ada perasaan senang, ada perasaan bahagia, ada perasaan sedih, ada cita-cita, ada ambisi, ada hasrat mencinta, ada keinginan untuk dicinta dan seterusnya, dan seterusnya – bertempur dengan ‘keadaan’ yang terkondisi sedemikian rupa dalam ‘ruang lingkup’ yang sekarang aku exist.

Pertempuran Pertama : Orang yang ‘kukira’ ku sayang, orang yang ‘kupercaya’ untuk menitipkan perhatian dan ‘curahan’ perasaanku, secara gamblang mengatakan ‘ingin mencari suasana lain’, ingin mencoba membagi perasaannya dengan orang lain.

Kata-katanya enteng: ‘kayaknya, saya harus membuat suatu perubahan, Lang!’

Aku diam sebentar, biasa. Aku sering mengucapkan dan mendengar kata-kata seperti itu.

Jadi, kufikir tidak perlu langsung menanggapi kata-katanya.

‘Perubahan seperti apa yang kamu maksud, honey??’ aku bertanya juga, karena dia tidak melanjutkan kata-katanya.

‘kita kan cukup lama sudah saling mengenal...’ dia melanjutkan. Kalo boleh aku menduga-duga, ada keresahan di matanya untuk menyampaikan kata-kata lanjutannya. Aku menatap bola matanya yang bulat, - yang berkali-kali ku katakan padanya, sangat indah itu. Tapi, dia seakan menghindari tatapanku yang masih diliputi tanya besar, tentang kelanjutan kata-katanya.

‘Sebulan yang lalu, aku kenalan dengan seorang cowok... anak PT X’

Dia diam sebentar, menatapku gelisah. Aku berusaha tenang, walau aku tahu jantungku tidak setenang penampilanku.

‘Tiap pagi, dia menjemputku untuk berangkat kerja bareng..’

Dalam hati aku mengumpat, tiap hari??? Dan itu dimulai sejak sebulan yang lalu???

Brengsek!!! Jadi, selama sebulan itu dia selalu menyembunyikan ‘sesuatu’ dariku??

Jantungku berdetak semakin kencang. Aku cemburu!!!! Yah, aku cemburu!!! Kuakui aku sangat cemburu.

‘dan sekarang, dia menembakku, Lang!!! dia menembakku!!!’ dia melanjutkan.

‘hah!!!’ aku terpekik. ‘apa kamu bilang??? Kamu ditembak?? Apanya??’

Aku lihat, mukanya pucat. Mungkin kaget, terhadap reaksiku. Tapi aku tidak peduli, jantungku berdetak tidak beraturan. Aku ‘seperti’ kehilangan kendali.

Semenit, dua menit kami diam.

‘maaf, Lang..!’ jawabnya terbata. ‘aku sudah mengatakan menerima dia, sebagai kekasih!!’

Gelegar!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Kepalaku serasa disambar petir, seperti pecah berantakan. Sangat sakit kurasakan.

Kepalaku serasa dibebani dengan ribuan ton besi yang dipukul-pukulkan dengan keras!!

Tubuhku terasa sangat lemah, aku beringsut perlahan.

Aku pulang..

Diperjalanan, aku teringat dengan lagunya Ebit G Ade :

Masih sanggup untuk kutahankan

Meski telah kau lumatkan hati ini

Kau sayat luka baru, diatas duka lama

Coba bayangkan betapa sakitnya...



Sementara aku tengah bangganya

Mampu tetap setia meski banyak cobaan

Begitu tulusnya ku buka tanganku

Langit mendung gelap malam untukku



Ternyata, mengagungkan cinta

Harus ditebus dengan duka lara..

Tetapi akan tetap ku hayati

Hikmah sakit hati ini

Telah sempurnakah kekejamanmu

.........



Ala mak, mati aku!!!!

Aku ndak mengerti, apa pulak ini?? Kenapa mesti begini???

Na..na..na.. (kisah sedih deui euy..!)

Tampaknya dewa amor belum berpihak dengan-ku.

Positifnya: Aku bebas, aku boleh tidak meneleponnya lagi, aku bebas jalan dengan siapa saja. Aku bebas mo nginap kemana saja tanpa harus repot-repot minta ijin dari dia, dsb. dan sebagainya.

Negatifnya: Sendiri lagi....................





Pertempuran Kedua

(besok aja ah... pala pucing..!)



Po5t3d by : 1lalang L14r

Thursday, October 09, 2003

Biasa, Biasa Saja...



Dan ketika engkau pertama datang

aku diam, biasa, tiada terpana

Dan ketika engkau mulai kukenal

aku biasa, biasa saja

Dan ketika engkau ingin mengenalku

aku biasa, tetap biasa saja

Dan ketika engkau ingin memahamiku

aku biasa, tetap biasa saja

Dan ketika engkau mulai tidak menegurku

aku biasa, tetap biasa saja



Tapi...

Ketika engkau harus berpisah denganku

aku tak biasa, aku tak biasa

aku gelisah, aku merasa gundah



Ketika engkau harus berpisah denganku

aku merasa ada yang tak biasa

Aku selalu biasa, biasa saja

Tapi aku tak biasa, bila sesuatu yang biasa

menjadi tak biasa



Perpisahan kita,

belum sanggup aku menganggapnya biasa.....





Po5t3d by : 1lalang L14r

Thursday, October 02, 2003

Mungkin terlalu bodoh aku

Kemarin, dua hari yang lalu, seminggu yang lalu

sebulan yang lalu, setahun yang lalu,

tiga tahun yang lalu

Kuteguk semua keharuman

Kubiarkan aku mabuk dalam permainan

permainan buta

aku melangkah dalam ketidakmengertian



Kucari ketenangan

Kugapai pencerahan

Belum kutemukan

Aku tetap berharap

berharap dan terus berharap

Dapat melangkah dalam

jiwa yang penuh kedamaian.



Po5t3d by : 1lalang L14r